Pengertian Hiposentrum, Episentrum, Makroseisma, Mikroseisma, Pleistoseista, Isoseista, Homoseista, Seismograf, Seismogram | Gempa Bumi Dangkal, Menengah, Dan Dalam
Berikut ini istilah-istilah yang terkait dalam gempa bumi.
1. Hiposentrum yaitu sentra gempa di dalam bumi.
2. Episentrum yaitu sentra gempa di permukaan bumi.
3. Makroseisma yaitu getaran gempa yang berpengaruh dan terasa oleh umum.
4. Mikroseisma yaitu getaran gempa yang halus dan hanya tercatat oleh seismograf.
5. Pleistoseista yaitu daerah gempa yang paling parah mengalami kerusakan.
6. Isoseista yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempattempat yang sama berpengaruh getarannya.
7. Homoseista yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan catatan waktu getarannya sama.
8. Seismograf yaitu alat untuk mengukur getaran gempa.
9. Seismogram yaitu data yang tercatat pada waktu getaran gempa terjadi.
Sampai dikala ini, insan tidak sanggup memperkirakan kapan gempa akan terjadi. Manusia hanya sanggup mengukur kekuatan gempa. Getaran yang ditimbulkan oleh gempa sanggup diukur memakai seismograf dengan satuan kekuatan getaran yang dinamakan skala Richter. Setelah diukur dengan seismograf, data getaran biasanya dicatat pada seismogram. Berdasarkan data yang tercatat pada data seismogram itu, kita sanggup memilih awal dan usang terjadinya gempa, serta memperkirakan lokasi sentra gempa.
1. Gempa dangkal, yaitu gempa yang letak hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi.
2. Gempa menengah atau intermedier, yaitu gempa yang letak hiposentrumnya antara 100–300 km di bawah permukaan bumi.
3. Gempa dalam, yaitu gempa yang letak hiposentrumnya lebih dari 300 km.
Pada waktu terjadi gempa bumi getaran gempa yang berasal dari hiposentrum merambat ke atas hingga permukaan bumi yang disebut episentrum atau sentra gempa di permukaan bumi.
Adapun untuk mengetahui letak episentrum gempa, dipakai rumus Laska sebagai berikut.
Δ = jarak episentrum ke seismograf
S = gelombang sekunder atau gelombang transversal
P = gelombang primer atau gelombang longitudinal
1' = satu menit
1 megameter = 1000 km.
Gempa bumi atau seisme yaitu getaran di muka bumi yang terjadi lantaran pergerakan-pergerakan tertentu di perut bumi, baik pergerakan secara vulkanis, maupun tektonis. Pusat gempa sanggup terjadi di dasar maritim maupun di daratan. Gempa yang terjadi di dasar maritim sanggup menyebabkan gelombang air maritim dalam volume besar yang dikenal sebagai gelombang tsunami.
Ilmu yang mempelajari perihal gempa bumi disebut seismologi. Gempa bumi sanggup dibedakan menjadi tiga jenis menurut alasannya yaitu terjadinya, yaitu gempa tektonik, vulkanik, dan gempa longsoran atau gempa terban.
1. Gempa Tektonik
Gempa tektonik terjadi lantaran adanya insiden patahan pada kulit bumi atau dislokasi baik lantaran patahan horizontal maupun vertikal. Gempa jenis ini biasanya menyebabkan getaran yang
sangat besar, sehingga kerusakan yang ditimbulkannya pun sangat besar. Sebagian besar gempa yang terjadi di permukaan bumi merupakan gempa tektonik.
2. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik terjadi lantaran adanya pergerakan magma di perut bumi atau lantaran pembentukan gunung api. Getaran disebabkan lantaran merambatnya ledakan pada pusat-pusat erupsi magma. Gempa jenis ini biasanya hanya dirasakan di sekitar tempat terjadinya erupsi magma saja. Kejadian gempa akhir proses vulkanisme tidak lebih dari 8 persen dari total seluruh gempa yang terjadi di muka bumi.
3. Gempa Longsoran atau Terban
Gempa longsoran terjadi lantaran adanya rongga-rongga bawah tanah yang longsor. Getaran yang disebabkan gempa jenis ini biasanya hanya dirasakan di sekitar tempat terjadinya longsor saja dan tidak terlalu dahsyat. Jumlah gempa jenis ini tidak lebih dari 2 persen dari total seluruh gempa yang terjadi di muka bumi.
Selain lantaran gempa tektonis, gelombang tsunami juga sanggup disebabkan oleh gempa vulkanis
akibat letusan gunung berapi yang ada di maritim atau di dasar laut. Jauh sebelum insiden tsunami
2004, di Indonesia pernah terjadi tsunami yang tak kalah dahsyat pada tahun 1883 yang disebabkan oleh letusan Gunung Krakatau. Saat itu, gelombang pasang terasa hingga ke wilayah Amerika Serikat.
1. Hiposentrum yaitu sentra gempa di dalam bumi.
2. Episentrum yaitu sentra gempa di permukaan bumi.
3. Makroseisma yaitu getaran gempa yang berpengaruh dan terasa oleh umum.
4. Mikroseisma yaitu getaran gempa yang halus dan hanya tercatat oleh seismograf.
5. Pleistoseista yaitu daerah gempa yang paling parah mengalami kerusakan.
6. Isoseista yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempattempat yang sama berpengaruh getarannya.
7. Homoseista yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan catatan waktu getarannya sama.
8. Seismograf yaitu alat untuk mengukur getaran gempa.
9. Seismogram yaitu data yang tercatat pada waktu getaran gempa terjadi.
Sampai dikala ini, insan tidak sanggup memperkirakan kapan gempa akan terjadi. Manusia hanya sanggup mengukur kekuatan gempa. Getaran yang ditimbulkan oleh gempa sanggup diukur memakai seismograf dengan satuan kekuatan getaran yang dinamakan skala Richter. Setelah diukur dengan seismograf, data getaran biasanya dicatat pada seismogram. Berdasarkan data yang tercatat pada data seismogram itu, kita sanggup memilih awal dan usang terjadinya gempa, serta memperkirakan lokasi sentra gempa.
Gelombang getaran gempa bumi
Berdasarkan kedalaman atau letak hiposentrumnya (pusat gempa di dalam bumi), gempa bumi dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.1. Gempa dangkal, yaitu gempa yang letak hiposentrumnya kurang dari 100 km di bawah permukaan bumi.
2. Gempa menengah atau intermedier, yaitu gempa yang letak hiposentrumnya antara 100–300 km di bawah permukaan bumi.
3. Gempa dalam, yaitu gempa yang letak hiposentrumnya lebih dari 300 km.
Pada waktu terjadi gempa bumi getaran gempa yang berasal dari hiposentrum merambat ke atas hingga permukaan bumi yang disebut episentrum atau sentra gempa di permukaan bumi.
Adapun untuk mengetahui letak episentrum gempa, dipakai rumus Laska sebagai berikut.
Δ = jarak episentrum ke seismograf
S = gelombang sekunder atau gelombang transversal
P = gelombang primer atau gelombang longitudinal
1' = satu menit
1 megameter = 1000 km.
Gempa bumi atau seisme yaitu getaran di muka bumi yang terjadi lantaran pergerakan-pergerakan tertentu di perut bumi, baik pergerakan secara vulkanis, maupun tektonis. Pusat gempa sanggup terjadi di dasar maritim maupun di daratan. Gempa yang terjadi di dasar maritim sanggup menyebabkan gelombang air maritim dalam volume besar yang dikenal sebagai gelombang tsunami.
Ilmu yang mempelajari perihal gempa bumi disebut seismologi. Gempa bumi sanggup dibedakan menjadi tiga jenis menurut alasannya yaitu terjadinya, yaitu gempa tektonik, vulkanik, dan gempa longsoran atau gempa terban.
1. Gempa Tektonik
Gempa tektonik terjadi lantaran adanya insiden patahan pada kulit bumi atau dislokasi baik lantaran patahan horizontal maupun vertikal. Gempa jenis ini biasanya menyebabkan getaran yang
sangat besar, sehingga kerusakan yang ditimbulkannya pun sangat besar. Sebagian besar gempa yang terjadi di permukaan bumi merupakan gempa tektonik.
2. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik terjadi lantaran adanya pergerakan magma di perut bumi atau lantaran pembentukan gunung api. Getaran disebabkan lantaran merambatnya ledakan pada pusat-pusat erupsi magma. Gempa jenis ini biasanya hanya dirasakan di sekitar tempat terjadinya erupsi magma saja. Kejadian gempa akhir proses vulkanisme tidak lebih dari 8 persen dari total seluruh gempa yang terjadi di muka bumi.
3. Gempa Longsoran atau Terban
Gempa longsoran terjadi lantaran adanya rongga-rongga bawah tanah yang longsor. Getaran yang disebabkan gempa jenis ini biasanya hanya dirasakan di sekitar tempat terjadinya longsor saja dan tidak terlalu dahsyat. Jumlah gempa jenis ini tidak lebih dari 2 persen dari total seluruh gempa yang terjadi di muka bumi.
Tsunami Aceh 2004
Salah satu gempa yang disertai gelombang tsunami terbesar terjadi pada bulan Desember 2004 dengan sentra gempa di dasar perairan erat Pulau Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam. Gelombang tsunami tersebut menerjang ke aneka macam arah hingga ke 9 negara di daerah Asia Selatan dan Afrika sehingga menewaskan ratusan ribu orang. Jumlah korban terbesar ada di Indonesia, terutama di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatra Utara. Jumlah korban yang niscaya tidak pernah sanggup diketahui, namun sanggup dipastikan bahwa pada dikala itu, Indonesia telah kehilangan sekitar lebih dari 250.000 penduduknya.Selain lantaran gempa tektonis, gelombang tsunami juga sanggup disebabkan oleh gempa vulkanis
akibat letusan gunung berapi yang ada di maritim atau di dasar laut. Jauh sebelum insiden tsunami
2004, di Indonesia pernah terjadi tsunami yang tak kalah dahsyat pada tahun 1883 yang disebabkan oleh letusan Gunung Krakatau. Saat itu, gelombang pasang terasa hingga ke wilayah Amerika Serikat.


Komentar
Posting Komentar